Posts

Showing posts from June, 2020

Penyebutan Keturunan dalam Bahasa Jawa

Penyebutan Keturunan dalam Bahasa Jawa Dalam Keluarga Jawa biasanya anak menyebut orang tuanya dengan sebutan Bapak dan Ibu. Orang tua Bapak dan ibu disebut Eyang (Kakek/Nenek dlm bhs Indonesia). Orang tua Eyang disebut apa? dst. Berikut adalah istilah untuk level keturunan (ke bawah) dan level leluhur (ke atas) sampai urutan ke-18 dalam Bahasa Jawa. URUTAN KE ATAS : Moyang ke-18. Eyang Trah Tumerah Moyang ke-17. Eyang Menyo-menyo Moyang ke-16. Eyang Menyaman Moyang ke-15. Eyang Ampleng Moyang ke-14. Eyang Cumpleng Moyang ke-13. Eyang Giyeng Moyang ke-12. Eyang Cendheng Moyang ke-11. Eyang  Gropak Waton Moyang ke-10. Eyang Galih Asem Moyang ke-9. Eyang Debog Bosok Moyang ke-8. Eyang Gropak Senthe Moyang ke-7. Eyang Gantung Siwur Moyang ke-6. Eyang Udeg-udeg Moyang ke-5. Eyang Wareng Moyang ke-4. Eyang Canggah Moyang ke-3. Eyang Buyut Moyang ke-2. Eyang (kakek/nenek dlm bhs Indonesia) Moyang ke-1. Bapak/Ibu DILIHAT DARI POSISI KITA : Urutan ke bawah : Keturu

Umat Hanya Butuh Islam!

Umat Hanya Butuh Islam! Buletin Kaffah No. 147, 04 Dzulqa'dah 1441 H/26 Juni 2020 M Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) tengah diusung DPR untuk disahkan. Namun, RUU ini mendapat penolakan keras dari masyarakat, khususnya elemen kaum Muslim. MUI, Muhammadiyah dan NU sepakat menolak pengesahan RUU tersebut. Penolakan ini diikuti dengan pernyataan sikap serupa oleh berbagai ormas dan MUI di berbagai daerah. Menurut Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas, RUU HIP sangat sekular dan ateistik. Selain itu Tap MPRS XXV/1966 yang melarang ajaran Komunisme tidak dimasukkan dalam konsideran RUU ini. Karena itu MUI menolak seluruh isi RUU tersebut.  Bahaya Laten Komunisme Sosialisme-komunisme-marxisme jelas bertentangan dengan Islam. Sosialisme-komunisme-marxisme bertumpu pada materialisme. Materialisme adalah paham yang memandang kehidupan, manusia dan alam semesta merupakan materi yang mengalami evolusi internal. Materi ini tidak diciptakan. Ia ada dengan sen

Fungsi Masjid, Islam Tidak Melarang Sampaikan Politik di Masjid

Fungsi Masjid, Islam Tidak Melarang Sampaikan Politik di Masjid Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Saadi mengatakan tidak ada larangan dalam ajaran agama Islam untuk menjadikan masjid sebagai tempat pendidikan politik untuk masyarakat, sepanjang yang disampaikan itu adalah nilai dan etika berpolitik. Sementara, Wasekjen MUI, Amiryah Tambunan mengatakan (6 Mei 2018), bicara politik di tempat ibadah itu diperbolehkan tetapi ada batasannya. Tetapi menjadikan tempat ibadah sbg arena politik praktis itu dilarang, itu jelas sudah ada di peraturan undang-undangnya.  Rumah ibadah tidak boleh dijadikan tempat berkampanye untuk kepentingan politik, baik pemilihan kepala daerah, legislatif, maupun presiden. Sedangkan Wapres Jusuf Kalla (JK) juga menegaskan, berpolitik dan berbicara politik di masjid tidak dilarang, yang dilarang adalah berkampanye di masjid. Dulu Nabi Muhammad selalu menjadikan masjid sebagai medium untuk membincang masalah kepolitikan, selain untuk ceramah dan salat atau

Ngluruk tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake, Landhep tanpa Natoni

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/ngluruk-tanpa-bala-menang-tanpa.html Ngluruk tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake, Landhep tanpa Natoni

Mati Sajroning Urip

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/mati-sajroning-urip.html Mati Sajroning Urip

Urip Iku Urup

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/urip-iku-urup.html Urip Iku Urup

Filosofi Kejawen : Sangkan

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/filosofi-kejawen-sangkan.html Filosofi Kejawen : Sangkan

Becik Ketitik Ala Ketara

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/becik-ketitik-ala-ketara.html Becik Ketitik Ala Ketara

Gula Merah Sekilo

Gula Merah Sekilo Alkisah, Seorang lelaki miskin menjual gula merah yang dibuat isterinya ke kota. Isterinya selalu membuat gula merah dengan bentuk bulat dan beratnya 1 kg. Dia selalu menjual gula merah  itu ke salah satu toko dan membeli kebutuhan-kebutuhan harian mereka untuk sekadar makan. Suatu ketika pemilik toko itu curiga dengan berat gula merah itu dan dia pun menimbangnya. Ternyata beratnya tidak sampai 1 Kg, hanya 900 Gram. Tangannya gemetar dan dadanya terasa seperti ingin meledak. “Jadi selama ini dia membohongiku. Berapa banyak kerugian yang aku alami. Penipu !” teriaknya dalam hati. Hari itu lelaki miskin itu di datanginya dengan membawa gula merahnya. “Kamu telah menipu saya ! Kamu bilang gula merah ini 1 Kg ternyata hanya 900 Gram saja !” teriak penjual toko. Lelaki miskin itu menundukkan kepalanya dan berkata: “ Kami orang miskin. Kami tidak punya timbangan di rumah. Kami membeli beras di toko Bapak seberat 1 Kg dan itulah yang kami jadikan timbangan untuk me

Aja Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/aja-rumangsa-bisa-nanging-bisa-rumangsa.html Aja Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa

Jer Basuki Mawa Beya

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/jer-basuki-mawa-beya.html Jer Basuki Mawa Beya

Peristiwa 27 Juli: Konflik Para Jenderal AD, lalu Merapat ke Jokowi

Image
Peristiwa 27 Juli: Konflik Para Jenderal AD, lalu Merapat ke Jokowi Sudah menjadi pengetahuan publik bahwa hampir semua peristiwa besar di tanah air tak lepas dari keterlibatan militer. Dua peristiwa mutakhir yang masih segar dalam ingatan publik adalah Peristiwa Mei 1998 dan Peristiwa 27 Juli 1996. Dua peristiwa terakhir ini selalu aktual untuk dibahas karena menandai akhir sebuah era. Rezim Soeharto memang berakhir pada Mei 1998, tapi rintisan atau pemanasan menuju kejatuhan itu sudah dimulai sejak Peristiwa 27 Juli 1996. Khusus untuk Peristiwa 27 Juli—atau dikenal 'Kudatuli' ('Kerusuhan 27 Juli)—meski sudah 22 tahun berlalu, tapi jejaknya masih kuat hingga kini. Hal itu bisa terjadi karena dua entitas “produk” ( output ) peristiwa, yaitu PDIP (baca Megawati Soekarno) dan sekelompok purnawirawan jenderal Angkatan Darat, adalah pihak yang berkuasa hari ini. Pasca-27 Juli hingga memasuki era reformasi, dua entitas itu tak selamanya berjalan seiring. Dengan cara masing-

Sugih Tanpa Bandha, Sekti Tanpa Aji-Aji

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/sugih-tanpa-bandha-sekti-tanpa-aji-aji.html Sugih Tanpa Bandha, Sekti Tanpa Aji-Aji

Memayu Hayuning Bawana, lan Ambrasta dur Hangkara

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/memayu-hayuning-bawana-lan-ambrasta-dur.html Memayu Hayuning Bawana, lan Ambrasta dur Hangkara

Ngunduh Wohing Pakarti

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/ngunduh-wohing-pakarti.html Ngunduh Wohing Pakarti

Ajining raga saka ing busana, Ajining diri saka ing lathi lan budi

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/ajining-raga-saka-ing-busana-ajining.html Ajining raga saka ing busana, Ajining diri saka ing lathi lan budi

Gula Merah Sekilo

Gula Merah Sekilo (Renungan diri) Alkisah, Seorang lelaki miskin menjual gula merah yang dibuat isterinya ke kota. Isterinya selalu membuat gula merah dengan bentuk bulat dan beratnya 1 kg. Dia selalu menjual gula merah  itu ke salah satu toko dan membeli kebutuhan-kebutuhan harian mereka untuk sekadar makan. Suatu ketika pemilik toko itu curiga dengan berat gula merah itu dan dia pun menimbangnya. Ternyata beratnya tidak sampai 1 Kg, hanya 900 Gram. Tangannya gemetar dan dadanya terasa seperti ingin meledak. “Jadi selama ini dia membohongiku. Berapa banyak kerugian yang aku alami. Penipu !” teriaknya dalam hati. Hari itu lelaki miskin itu di datanginya dengan membawa gula merahnya. “Kamu telah menipu saya ! Kamu bilang gula merah ini 1 Kg ternyata hanya 900 Gram saja !” teriak penjual toko. Lelaki miskin itu menundukkan kepalanya dan berkata: “ Kami orang miskin. Kami tidak punya timbangan di rumah. Kami membeli beras di toko Bapak seberat 1 Kg dan itulah yang kami jadikan

Orang Ketiga Itu Bernama Aidit

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/orang-ketiga-itu-bernama-aidit.html Orang Ketiga Itu Bernama Aidit

Tembang Macapat MIJIL (Pitutur Luhur)

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/tembang-macapat-mijil-pitutur-luhur.html Tembang Macapat MIJIL (Pitutur Luhur)

Apa itu Kejawen ?

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/apa-itu-kejawen.html Apa itu Kejawen ?

Dalam Bayang-bayang Lenin (Komunis)

Dalam Bayang-bayang Lenin (Komunis) Sumber : Buku "Dalam Bayang-Bayang Lenin" (2016) Pengarang : Franz Magnis Suseno Lenin dan Marx = Atheis (Tidak Beragama) Makna Pernyataan Karl Marx bahwa “agama adalah candu masyarakat”, juga digunakan oleh Lenin namun dalam pemahaman yg ber Marx --> Agama : berfungsi sbg hiburan dlm situasi buruk Karl Marx justru menganggap agama sebagai candu/ opium yang maksudnya sebagai sarana meringankan beban bagi manusia, alih-alih menuduhnya sebagai sebagai candu yang menyebabkan ketergantungan. Konteks opium adalah sebagai obat peringan beban pikiran. Lenin -->Agama : sarana kelas berkuasa utk tipu kelas bawah Sejak Lenin, "kebencian" thd Agama jd "Ciri Khas" semua rezim Komunis di kemudian hari Lenin bersikap pragmatis, dan tidak menyusun susunan masy sosialis pasca Revolusi Pertanyaannya: Setelah Revolusi Sosialis (Oktober), negara mau diapakan? A. 1st: kaum sosdem berharap sosialisme diwujudkan mll mek

Lembah Manah lan Andhap Asor (Tawadhu')

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/lembah-manah-lan-andhap-asor-tawadhu.html Lembah Manah lan Andhap Asor (Tawadhu')

Syekh Masduki, Kiai Jipang dan Tradisi La'alla al-Shawab

Image
Syekh Masduki, Kiai Jipang dan Tradisi La'alla al-Shawab Oleh: Ahmad Karomi* Siang itu, saya berkesempatan mendengarkan beberapa kisah kiai-kiai tempo dulu dari Kiai Hisam Mansur Kalipucung Blitar. Beliau berkisah masa mudanya tatkala nyantri ke sejumlah kiai, seperti Syekh Masduqi, Kiai Baidowi, Kiai Maksum, Kiai Zuber Sarang, Kiai Djazuli Ploso hingga pergaulannya dengan Gus Miek, Ploso. Dari beberapa kisah itu, saya tertarik menulis tentang Syekh Masduki Lasem. Syekh Masduki Lasem (1908-1975) adalah nama ulama tersohor yang sudah tidak disangsikan lagi akan kealimannya. Saking alimnya, cara beliau membaca kitab berbeda dengan kiai lainnya. Menurut penuturan Kiai Hisam Mansur (82) Kalipucung Blitar, "Syekh Masduki kuwi alime sundul-sundul, sampek-sampek nek maknani kitab ora tau nggawe "la'alla al-shawab" (kemungkinan benar). Pokok nek moco kitab keroso redaksine ora penak langsung berkata kepada para santri: "Co, iki keliru, iki salah, coret!&qu

Akhlaq

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/akhlaq.html Akhlaq

Sekulerisme -Radikal Hanya Menghasilkan ‘New Abnormal’

Sekulerisme -Radikal Hanya Menghasilkan ‘New Abnormal’ *Buletin _Kaffah_ No. 146, 27 Syawal 1441 H-19 Juni 2020 M* *SALAH* satu isu konstroversial yang banyak menyita perhatian publik akhir-akhir ini adalah RUU-HIP (Haluan Ideologi Pancasila). Kelompok sekular-radikal dicurigai berada di balik usulan RUU-HIP ini. Mereka inilah—bukan HTI—yang terbukti ingin ‘mengubah’ Pancasila meski dengan sekadar ‘memeras’ Pancasila menjadi Trisila, bahkan Ekasila. Apalagi mereka tidak mau mencantumkan dalam RUU-HIP itu konsiderans TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Larangan Penyebaran Paham atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme.  Melihat sejumlah pasalnya yang sangat radikal-sekular, jika RUU-HIP ini berhasil disahkan menjadi UU, boleh jadi UU tersebut akan makin mengokohkan sekularisme di negeri ini. Cita-cita umat Islam untuk diatur oleh syariah Islam pun akan makin sulit. Bahkan boleh jadi akan makin dimusuhi karena bakal dituding sebagai anti Pancas

Adipati Karna

Adipati Karna Ada kisah tokoh dalam cerita wayang yang bisa dijadikan diskursus. Dia adalah Karna, elite Astina pada rezim Prabu Duryudana. Pamornya bahkan sampai menginspirasi jagat raya. Bagi Karna, politik tidak semata untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan. Lebih penting dari itu, berpolitik harus berlandaskan nilai-nilai keutamaan. Itulah yang ia pegang teguh sampai raganya rubuh.  Diceritakan, Karna adalah putra Kunti dari benih Bathara Surya. Ia lahir di Negara Mandura. Namun, sejak kecil Karna diasuh Adirata, sais Kerajaan Astina pada era Prabu Kresnadwipayana dan Pandu Dewanata. Kodratnya Karna mengabdi di Astina pada rezim Kurawa yang zalim. Meski demikian, ia kalis dari lumpur kezaliman. Jiwa kesatrianya kukuh membaja, tidak tergempil sedikit pun atau luntur karenanya.  Ia sering bertentangan dengan mayoritas elite Astina dalam rapat-rapat paripurna. Tidak jarang Karna berdiri sendiri mempertahankan sikapnya sekaligus mengecam ‘rekan-rekannya’ ketika menginjak-injak n

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/anggaran-dasar-dan-anggaran-rumah-tangga.html Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Islam Menghapus Rasisme

Islam Menghapus Rasisme Buletin Kaffah, No. 145 (20 Syawal 1441 H - 12 Juni 2020 M) Amerika Serikat memanas! Di tengah pandemi Covid-19 yang merepotkan Amerika, terjadi demonstrasi di lebih dari 75 kota di Amerika. Melibatkan puluhan ribu pengunjuk rasa.  Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa pun tak terelakkan. Polisi menembakkan gas air mata. Sebaliknya, pengunjuk rasa melemparkan batu sekaligus menggambar berbagai grafiti di mobil polisi.  Kerusuhan ini dipicu oleh kematian seorang pria berkulit hitam bernama George Floyd (46) pada 25 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota.  Beredar video yang menunjukkan George Floyd ditekan keras dengan lutut oleh seorang polisi berkulit putih. Bahkan saat George Floyd mengeluh dan memohon bahwa dirinya tidak bisa bernafas, polisi tetap terus menekan leher George Floyd. Kejadian itu mengingatkan memori kasus Eric Garner. Dia juga meninggal di tangan polisi di New York pada Juli 2014. Kematiannya memicu demonstrasi besar. Mereka menentang

Filsafat dan Filsuf

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/06/filsafat-dan-filsuf.html Filsafat dan Filsuf

Institusi Pendidikan di Tengah Pandemi

Image
Institusi Pendidikan di Tengah Pandemi Oleh: Ahmad Miftahul Haq., M.Pd. Gambar di atas merupakan ilustrasi yang menunjukkan pola interaksi yang mewakili sebuah konteks ruang kelas, bahwa efektifitas proses pembelajaran dari sebuah institusi Pendidikan dimaknai sebagai "kemampuan institusi mengontrol, meminimalisir yang tidak relevan dan menguatkan yang relevan, pengaruh dari seluruh pihak yang terkait, yang tergambarkan dalam pola di atas, dalam upayanya mencapai visi-misi institusi" Ketidakmampuan mengontrol pengaruh interaksi semakna dengan kegagalan institusi Pendidikan dalam pencapaian tujuan.  Dan efektifitas Pendidikan sebuah institusi benar-benar teruji di tengah pandemi ini, karena setiap pola interaksi di atas berpotensi menjadi cluster tersendiri, dan setiap potensi cluster tersebut berinteraksi langsung dengan institusi Pendidikan.  New Normal Pendidikan Dari apa yang kita tahu sekarang, atau lebih tepatnya dari dawuh WHO, Covid-19 menyebar melalui kon