Posts

Showing posts from May, 2019

Ijtihad

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/ijtihad.html Ijtihad

Perusak Islam

Perusak Islam Umar bin Khatab: ”Maa yahdinul Islam tsalasah”, yang merusak islam ada 3, yaitu: 1. Zallatul ’alim, Tergelincirnya ulama (tetapi tetap diikuti walaupun dia dalam keadaan salah). 2. Jidalul munafik bil Quran , Orang munafik tetapi mendebat orang yang diatas kebenaran dg memakai al-Quran (yang menguntungkan orang kafir) 3. Hakama ’aimatul mudillin (Berkuasanya pemimpin2 yg menyesatkan) Perusak Islam KALIMANA Islam Nusantara agama perdamaian from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/perusak-islam.html Perusak Islam

Note : Pendusta Agama

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/note-pendusta-agama.html Note : Pendusta Agama

Ketika Doa Tidak Didengar

Ketika Doa Tidak Didengar ONE DAY ONE HADITS Senin, 27 Mei 2019 M / 22 Ramadhan 1440 H عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْـخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنَ لَـمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْـمَـانِ». Dari Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya); jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.’” TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh : 1. Muslim (no. 49). 2. Ahmad (III/10, 20, 49, 52-53, 54). 3. Abu Dâwud (no. 1140, 4340). 4. An-Nasâ’i (VII

Meraih Keutamaan Lailatul Qadar

Meraih Keutamaan Lailatul Qadar Buletin Kaffah No. 092, 19 Ramadhan 1440 H – 24 Mei 2019 Tak terasa, kita sedang menuju sepertiga malam terakhir Ramadhan. Menurut riwayat yang paling kuat, di sepertiga malam terakhir Ramadhanlah terjadi Lailatul Qadar. Sebuah malam yang utama, yang keutamaannya lebih baik dari seribu bulan. Itulah yang Allah SWT tegaskan: وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ Taukah kamu, apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu adalah (malam yang) lebih baik dari seribu bulan (TQS al-Qadar [97]: 2-3).  Menurut Mujahid, hal itu bermakna bahwa menghidupkan Lailatul Qadar dan beramal di dalamnya adalah lebih baik dari menghidupkan seribu bulan. Dengan kata lain, pahala menghidupkan Lailatul Qadar lebih baik dari pahala beribadah selama kira-kira 83 tahun 3 bulan (Ibnu al-Jauzi, At-Tadzkirah f al-Wa’izh, 1/218). Tentang keutamaan menghidupkan Lailatul Qadar, Rasulullah saw. bersabda: وَ مَنْ قَامَ لَيْلَة الْق

Kebenaran

Kebenaran ONE DAY ONE HADITS Ahad, 26 Mei 2019 M / 20 Ramadhan 1440 H عن أبي سفيانَ صَخرِ بنِ حربٍ رضي الله عنه في حديثه الطويلِ في قصةِ هِرَقْلَ، قَالَ هِرقلُ: فَمَاذَا يَأَمُرُكُمْ؟- يعني: النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أبو سفيانَ: قُلْتُ: يقولُ: ((اعْبُدُوا اللهَ وَحدَهُ لا تُشْرِكوُا بِهِ شَيئًا، وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ، ويَأْمُرُنَا بالصَلاةِ، وَالصِّدْقِ، والعَفَافِ، وَالصِّلَةِ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. _*Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb Rhadiallahu 'anhu. dalam Haditsnya yang panjang dalam menghuraikan ceritera Raja Heraclius. Heraclius berkata: "Maka apakah yang diperintah olehnya?" Yang dimaksud ialah oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam. Abu Sufyan berkata: "Saya lalu menjawab: "Ia berkata: "Sembahlah akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya dan tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Ia juga menyuruh supaya kita semua melakukan shalat, bersikap benar, menahan diri dari

Pertemuan KH. Bisri Syansuri dengan KH. Dimyati Rois

Image
Pertemuan KH. Bisri Syansuri dengan KH. Dimyati Rois Di akhir tahun 70 an, Pada satu kesempatan, KH Dimyati Rois pergi untuk sebuah urusan di Jakarta. kemudian beliau meninggalkan kamar dalam keadaan terkunci. Sepulangnya dari jakarta, beliau membuka kunci kamar dan menemukan sebuah koper hitam yang beliau yakini itu bukanlah koper miliknya. Dengan rasa penuh penasaran untuk mengetahui kepemilikan koper tersebut, beliau mengundang seluruh pengurus pondok pesantren se-Kaliwungu. Dan ternyata hasilnya , Nihil. Tak ada satupun santri yang merasa memiliki koper tersebut. Hingga akhirnya, Kyai Dimyati membuka Koper tersebut dengan maksud menemukan petunjuk atas kepemilikan kopernya. Tampak terdapat sebuah ijazah yang dikeluarkan oleh Pondok Pesantren Mamb'ul Ma'arif, Denanyar Jombang beserta uang sejumlah 3000 rupiah.  Dengan niat ingin mengembalikan koper hitam itu kepada pemiliknya, Sang Kyaipun bertolak menuju ke Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif, Denanyar Jomban

Panduan Iktikaf

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/panduan-iktikaf.html Panduan Iktikaf

Ajaran Islam tentang Hubungan Sosial

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/ajaran-islam-tentang-hubungan-sosial.html Ajaran Islam tentang Hubungan Sosial

Doa Ketika Puasa

Doa Ketika Puasa ONE DAY ONE HADITS Kamis, 23  Mei 2019 M / 17 Ramadhan 1440 H ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدُّ، دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ “Ada tiga doa yang tidak akan ditolak: Doa orang tua (untuk anaknya), doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.” [HR. Al-Baihaqi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1797] Dalam hadits yang lebih spesifik Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda, إِنَّ لِلَّهِ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، وَلِكُلِّ مُسْلِمٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ “Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka di setiap siang dan malam Ramadhan, dan bagi setiap muslim di setiap malam dan siangnya ada doa yang pasti dikabulkan.” [HR. Ath-Thobarani dalam Al-Mu’jam Al-Aushat dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 1002] Kandungan hadits 1. Doa adalah senjata ampuh yang digunakan seorang muslim untuk meraih kebaika

Beribadah Sampai Ikhlas

Beribadah Sampai Ikhlas Beribadahlah sampai ikhlas, bukan menunggu ikhlas untuk beribadah Bersedekahlah sampai kaya, bukan menunu kaya baru bersedekah Pergilah ke masjid sampai tua, bukan menungu tua untuk pergi ke masjid Beribadah Sampai Ikhlas KALIMANA Islam Nusantara agama perdamaian from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/beribadah-sampai-ikhlas.html Beribadah Sampai Ikhlas

Kesalehan Sosial

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/kesalehan-sosial.html Kesalehan Sosial

Siapakah Penguasa di Republik Ini?

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/siapakah-penguasa-di-republik-ini.html Siapakah Penguasa di Republik Ini?

Negeri Haha Hihi

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/negeri-haha-hihi.html Negeri Haha Hihi

Hati Yang Tidak Berdusta

Hati Yang Tidak Berdusta ONE DAY ONE HADITS Selasa, 21 Mei 2019 M / 16 Ramadhan 1440 H يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ قَلْبَكَ وَاسْتَفْتِ نَفْسَكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ “Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu (3x), karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa” (HR. Ahmad no.17545). Kandungan Hadist 1. Hati yang bening dan bersih akan resah dan bimbang ketika berbuat salah dan dosa. Maka hadits ini berlaku bagi orang yang demikian, sehingga ketika orang yang sifatnya demikian melakukan sesuatu yang membuat hatinya resah dan bimbang, bisa jadi itu sebuah dosa. (استفت نفسك) المطمئنة الموهوبة نورا يفرق بين الحق والباطل والصدق والكذب إذ الخطاب لوابصة وهو يتصف بذلك “‘Mintalah fatwa pada hatimu‘

Inilah Keputusan Bahtsul Masail NU Jawa Timur tentang Pemilu, Makar dan People Power

Image
Inilah Keputusan Bahtsul Masail NU Jawa Timur tentang Pemilu, Makar dan People Power Keputusan Bahtsul Masail Kebangsaan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur tentang Hukum Menolak Hasil Pemilu dengan Dalih Kedaulatan Rakyat SK: 209/PW/A-II/L/V/2019 A. Deskripsi Masalah Eskalasi politik jelang pengumuman hasil pemilu 22 Mei 2019 terus meningkat. Narasi-narasi mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai institusi resmi negara penyelenggara pemilu terus dikembangkan. Berbagai provokasi berdalih people power atau kedaulatan rakyat, bahkan revolusi berapapun korbannya, dan tindakan inkonstitusional lain pun bermunculan demi menolak hasil pemilu. Sementara pengerahan massa dalam jumlah besar ke Ibu Kota untuk melakukan aksi demo tolak hasil pemilu pun terus dilakukan. Di ruang lain, deretan penangkapan terhadap sel-sel teroris yang di antaranya telah berencana melakukan amaliah teror di tengah demo tolak hasil pemilu 22 Mei menjadi alarm kewaspadaan keamanan dari apa

Dua Pakar Usul Fikih Kebanggaan Nahdlatul Ulama

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/dua-pakar-usul-fikih-kebanggaan.html Dua Pakar Usul Fikih Kebanggaan Nahdlatul Ulama

Kedudukan Tertinggi Di Surga

Kedudukan Tertinggi Di Surga ONE DAY ONE HADITS Senin, 20  Mei 2019 M / 15 Ramadhan 1440 H إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi no. 1941).   Kandungan hadits 1. Mengamalkan ilmu yang kita dapat dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan. Jika kita belajar ilmu tentang nama dan sifat Allah, kita akan lebih berhati-hati dalam berbuat. Termasuk bagaimana akhlak kita dalam bergaul karena salah satu tanda keberkahan ilmu itu tercermin dari akhlaknya. 2. Untuk mendapatkan akhlak yang baik, maka berrgaul dengan orang-orang shalih karena seseorang tergantung dari agama temannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: الْمرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدَكُمْ مَنْ يُخَالِلُ “Agama seseorang sesuai dengan agama te

Bagaimanakah Nyambung Sanad Ngaji Live Streaming?

Image
Bagaimanakah Nyambung Sanad Ngaji Live Streaming? Oleh: Ahmad Karomi* Sebaran konten yang menjamur lintas platform, khususnya di laman medsos seperti Facebook, Youtube, Twitter, Instagram secara massif telah memasuki ruang pribadi maupun ruang publik. Di tengah ruang rapat, ruang tamu, dapur, kamar tidur، kamar mandi, halte, terminal, stasiun, di atas bantal, guling, atap genting, lautan, antariksa, semua telah terhubung terkoneksi terkepung oleh jaringan medsos. Kecuali beberapa kalangan yang enggan berinteraksi dengan gawai canggih itu lantaran ribet mengoperasionalkan. Suguhan demi suguhan dari medsos dengan ragam narasi menegaskan bahwa media sosial memiliki efek yang luar biasa dalam menarik perhatian bahkan sangat bisa membentuk opini publik. Perebutan ruang di medsos pun tak bisa dihindari. Siapapun yang tampil di laman medsos seketika itu juga menjadi sosok publik figur yang--parahnya--diimani, diikuti dan ditahbiskan sebagai ulama, ustadz, imam yang suci dari debu. Pa

Kitab Tafsir yang Menggunakan Metode Tanya Jawab

Image
Kitab Tafsir yang Menggunakan Metode Tanya Jawab Oleh: KH. M Afifuddin Dimyathi* Tujuan utama sebagian besar mufassir adalah bagaimana memahami al-Quran, dan bagaimana menjadikan umat Islam paham terhadap al-Quran. Hal ini menuntut mereka untuk menyajikan tafsirnya dengan berbagai metode yang dianggap memudahkan bagi pembaca. Metode tanya jawab ini sebagian kecil dari bukti bahwa para ulama tafsir sangat antusias memberikan pemahaman umat tentang hal-hal terkait al Quran. Metode seperti ini membantu konsentrasi untuk fokus kepada materi dan memperbaiki sistematika alur berpikir praktis. Berikut ini beberapa mufassir yang secara dominan menggunakan model tanya jawab dalam tafsirnya: 1- Ali bin Isa bin Abdullah ar Rummani (296 H - 384 H) Beliau adalah filusuf mu'tazilah yang alim di bidang feqih, nahwu, tafsir, ilmu kalam dan ilmu falak, belajar nahwu kepada Imam az Zajjaj dan Ibnu Siroj, belajar aqidah kepada Ibnu al Akhsyid al Mu'tazili. Beliau juga guru dari Imam Ab

Keutamaan Taat

Keutamaan Taat ONE DAY ONE HADITS Ahad,  19 Mei 2019 M / 14 Ramadhan 1440 H عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما  أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صل الله عليه و سلم فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَاتَ وَصُمْتُ رَمَضَانَ وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَالَ: نَعَمْ Daripada Jabir bin Abdullah RA, bahwa seorang lelaki  bertanya Kepada  Rasulullah SAW, bagaimana pandanganmu jika aku mendirikan shalat fardhu, aku berpuasa bulan Ramadhan, aku menghalalkan perkara yang halal dan aku mengharamkan perkara yang haram. Aku tidak akan menambah apa-apa lagi lebih daripada itu. Apakah aku akan masuk syurga? Baginda bersabda: Ya. Engkau masuk surga.   (HR Muslim, no. 15) Kandungan hadits 1.  Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada orang yang fakih  tentang syariat Islam, tentang kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut tidak diketahuinya. 2.  Penghalalan dan p

Kadar Zakat Fitrah Serta Ketentuan Membayar Dengan Uang PWNU Jatim

Image
Kadar Zakat Fitrah Serta Ketentuan Membayar Dengan Uang PWNU Jatim Press Release LBM NU Jatim KADAR ZAKAT FITRAH Bismillahirrahmanirrahim. Sehubungan dengan permohonan pembahasan kadar zakat fitrah kepada Pengurus Wilayah Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (PW LBM NU) Jawa Timur, maka dengan ini disampaikan: 1. Zakat fitrah ditunaikan dengan mengeluarkan satu (1) sha’ beras yang berkualitas atau setara dengan 2.75 kg Artikel terkait : Ukuran Zakat Fitrah  2. Bila zakat fitrah ditunaikan dengan mengeluarkan uang, maka dapat dilakukan dengan solusi sebagai berikut: a. Dilakukan secara tidak langsung dengan tetap mengikuti mazhab Syafi’i, yaitu amil zakat (LAZISNU) dan pengelola zakat lainnya menyediakan paket beras yang berkualitas (per paket berisi 2.75 kg dan dapat dilakukan dengan kerjasama pihak ketiga), untuk kemudian dibeli oleh muzakki dan dikeluarkan sebagai zakat fitrahnya disertai niat dan bimbingan dari amil. b. Dilakukan secara langsung dengan mengikuti

Ngaji Pasanan Syekh Masduqi Lasem dan Sanad Kitab Asybah Wan Nadzair

Image
Ngaji Pasanan Syekh Masduqi Lasem dan Sanad Kitab Asybah Wan Nadzair Oleh: Ayung Notonegoro* Bulan Ramadan menjadi bulan yang spesial. Tidak hanya untuk beribadah, tapi juga untuk menuntut ilmu. Hampir semua pesantren menggelar pengajian khusus. Berbagai kitab dikhatamkan dalam rentang waktu kurang dari sebulan. Orang menyebutnya "ngaji pasanan" karena mengajinya khusus saat bulan puasa. Menurut Aboebakar Atjeh dalam Sejarah Hidup KH. A. Wahid Hasyim, tradisi ngaji pasanan tersebut dipopulerkan oleh KH. Hasyim Asy'ari. Sebelum itu, pesantren justru diliburkan sepanjang Ramadan. "Memang dalam bulan puasa Tebuireng itu merupakan suatu tempat yang luar biasa ramainya, karena sebaliknya dari pada pesantren-pesantren lain yang pada bulan itu menjadi sepi disebabkan murid-murid istirahat pulang ke kampungnya masing-masing," tulisnya. Kiai Hasyim mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1906. Dengan demikian tradisi ngaji pasanan pun baru populer setelah itu. Sebel

Napak Tilas Mbah Muntaha dari Wonosobo ke Kaliwungu

Image
Napak Tilas Mbah Muntaha dari Wonosobo ke Kaliwungu Oleh: Eriq ar-Rohmah Suatu ketika di tahun 1982, almaghfurlah Simbah Kiai Muntaha al-Hafidz, Pengasuh Pondok pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Asy'ariyah Kalibeber Mojotengah Wonosobo merasa prihatin dengan kondisi santri-santrinya. Beliau mendapati para santrinya agak kurang bersemangat dalam belajar Al-Qur'an. Kurang lebih waktu itu beliau dawuh, "Kalian santri jaman sekarang itu tinggal enaknya. Mau ngaji tinggal ngaji, tak perlu perjuangan berat dalam mencari ilmu, kok males-malesan." Singkat cerita, beliau mengajak santri-santrinya napak tilas rute perjalanan ketika Mbah Mun dahulu mencari ilmu. Konon ini adalah perjalanan napak tilas terakhir yang diikuti langsung oleh Mbah Mun. Rute yang dijalani adalah dari Kalibeber menuju Kaliwungu. Usia Mbah Mun waktu itu sekitar 70 tahun. Di beberapa titik perjalanan, beliau harus ditandu karena kecapaian. Di sepanjang perjalanan, ketika menjumpai masjid atau m

Pesan Imam al-Hakim al-Turmudzi tentang Riyadhah al-Nafs

Image
Pesan Imam al-Hakim al-Turmudzi tentang Riyadhah al-Nafs Oleh Wasid Mansyur LTN NU Jawa Timur Riyadhah al-Nafs adalah salah satu ungkapan yang masyhur dalam kajian "Noto Ati" atau kajian tasawuf. Istilah ini terdiri dari dua kata, yang secara bahasa Riyadhah adalah pelatihan. Sedangkan al-Nafs adalah jiwa atau hal lain yang berkaitan dengan non-materi. Untuk memahaminya dengan baik, penulis mengutip Imam al-Hakim al-Turmudzi dalam kitabnya Riyadhah an-Nafs, hal 75. Beliau mendiskripsikan sifat-sifat Riyadhah al-Nafs sebagai berikut: " Jiwa yang terbiasa dalam keenakan dan kesenangan (duniawi), lantas ia menyapihnya dengan keras hingga merasakan bebas. Dan menikmati nyaman berintim bersama Allah Swt ". Jadi tidak ada pelatihan jiwa ( Riyadhah al-Nafs ), tanpa gerak keras dan istiqamah pelakunya menyapih segala kesenangan dubiawi laksana bayi yang terbiasa minum susu ibunya akan sulit disapih. Tapi, berkat kerja keras ibu dan keluarga sekitarnya, bayi bi

Belajar dari Kisruh Pasca Pemilu di Negara Lain

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/belajar-dari-kisruh-pasca-pemilu-di.html Belajar dari Kisruh Pasca Pemilu di Negara Lain

Hidup Mulia Bersama Al-Quran

Hidup Mulia Bersama Al-Quran Buletin Kaffah No. 091, 12 Ramadhan 1440 H – 17 Mei 2019 M Ramadhan memiliki berbagai nama agung. Salah satunya Bulan al-Quran (Syahr al-Qur’an). Sebab pada bulan inilah Allah SWT menurunkan al-Quran sekaligus ke langit dunia, untuk kemudian secara berangsur-angsur Allah turunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril. Allah SWT berfirman: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ... Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang haq dan yang batil) (TQS al-Baqarah [2]: 185). Allah SWT juga menjadikan malam turunnya al-Quran sebagai malam yang penuh berkah. Allah SWT berfirman: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ Sungguh Kami menurunkan al-Quran pada suatu malam yang diberkahi. Sungguh Kamilah Yang memberi peri