Kepala BPIP Mendeskreditkan Islam

Kepala BPIP Mendeskreditkan Islam

Oleh: Titi Hutami

Upaya untuk mendeskreditkan Islam terus berulang. Kali ini Kepala Badan Perlindungan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi yang nota bene pimpinan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Yogyakarta, menyatakan bahwa musuh pancasila adalah agama. Semakin nyata ucapan itu dimaksudkan untuk menjauhkan Islam dari ranah publik.

Bahkan, statement baru muncul lagi dari lisan profesor tersrbut, bahwa kitab suci harus digeser dari konstitusi. Artinya, hukum Islam dilarang disandingkan dengan konstitusi, apalagi menjadi sumber bagi pembuatan konstitusi.
Tidak sadarkah bapak profesor, Anda muslim, dan mayoritas penduduk negeri ini juga muslim. Sementara agama yang dianutnya menuntut kehidupan muslim berpegamg teguh pada tali agama Allah SWT.

Surat Ali 'Imran Ayat 103

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚوَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
                                     
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Ayat tersebut sangat jelas menuntut kita untuk berpegang pada tali agama Allah SWT. Jika kemudian banyak muslim berusaha berpegang pada tali agama Allah, adalah wajar, sebagai bentuk ketaatan. Justru muslim yang enggan berpegang pada tali agama Allah SWT., serta berusaha mengajak orang lain seperti dia, apakah itu bukan berarti dia membuat umat bercerai berai?

Sorotan Terhadap Pancasila

Sejak Indonesia merdeka, umat Islam sudah dipaksa menerima pengelolaan negeri ini dengan aturan yang katanya bersumber dari Pancasila. Sejak itu pun agama sudah dijauhkan dari pancasila. 

Selidik punya selidik, aturan di Indonesia ternyata copy paste dari aturan-aturan negara Barat. Hasilnya, riba legal. Perzinahan legal. Minuman keras legal. Suap merajalela. Sumber daya alam, alias tambang, dinikmati Asing secara legal. Impor produk kebutuhan warga negara lebih diutamakan daripada peningkatan produk dalam negeri. Ditambah Badan Usaha Milik Negara bukannya untung malah merugi dahsyat.

Lalu, apa yang dirasakan rakyat kebanyakan dengan pemisahan pancasila dari agama? 
Hingga hari ini, kesejahteraan untuk sebagian besar rakyat Indonesia masih menjadi mimpi. Biaya pendidikan anak masih menjadi beban berat para orang tua. Biaya kesehatan masih menjadi problem memusingkan kepala keluarga. Mendapatkan lapangan pekerjaan tidak semudah yang dibayangkan. Haruskah rakyat Indonesia hanya bermimpi terus untuk terbebas dari beban hidup yang berat seperti itu?

Rakyat yang senang memang ada, tapi hanya mereka yang beredar di sekitar kekuasaan. Pendapatan besar. Fasilitas terjamin.

Coba buka mata lebar-lebar, ini semua adalah produk aturan buatan manusia yang merasa menjunjung tinggi pancasila dengan mengabaikan aturan agama. Pancasilaiskah mereka yang membiarkan rakyat susah turun temurun. Pancasilaiskah mereka yang membuat banyak orang tua menangis karena anaknya putus sekolah atau tidak mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pancasilaiskah mereka yang menutup mata dari banyaknya orang yang menelantarkan anggota keluarganya yang sakit karena takut dengan biaya rumah sakit.

Itulah fakta pancasila yang dijauhkan dari agama. Ketuhanan yang Maha Esa yang melahirkan kereligiusan, dianggap radikal. Kemanusiaan pun cacat dari keadilan, apalagi beradab. Persatuan dalam kondisi lemah. Sifat kerakyatan dari penguasa sulit dirasakan. Apalagi keadilan sosial saat ini, sering menjadi tuntutan para demonstran.

Ja

di, tahun 2020 ini saatnya umat Islam mengekspresikan dirinya dengan hidup di bawah aturan Sang Khalik. Agar kekayaan alam Indonesia tidak beredar hanya pada orang Asing atau penguasa saja. Agar umat lebih khusu' beribadah, tidak terpusingkan oleh beban hidup. Agar negeri ini lebih menata diri kekuatannya, untuk menghadapi tipu daya Asing. Agar generasi muda bersemangat meraih cita-cita memajukan negara yang tidak bergantung pada produk impor. Agar negara ini dapat membebaskan kejahatan yang terjadi pada negara lain, sebagai bentuk kemanusiaan dan menghentikan penjajahan. Agar negara ini juga berambisi menyatukan umat manusia di dunia dengan ketentraman dan keadilan.

Kekhawatiran adanya diskriminasi bagi non muslim jika diterapkan aturan Islam adalah opini menyesatkan. Tidak ada dalam sejarah, penerapan aturan Islam menyengsarakan warga non muslim. Justru sebaliknya, mereka diangkat harkat derajatnya oleh Islam. Segala fasilitas negara diberikan tanpa melihat agama warga negaranya.

Meniru film serial power ranger, saatnya berubah. Tahun 2020 tahunnya umat Islam.


from Optimasi Dakwah .Net

Kepala BPIP Mendeskreditkan Islam

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2020/02/kepala-bpip-mendeskreditkan-islam.html Kepala BPIP Mendeskreditkan Islam

Comments

Popular posts from this blog

Makna Khotam Sulaiman

Kumpulan Foto Masa Muda Guru Zaini Sekumpul

Peristiwa 27 Juli: Konflik Para Jenderal AD, lalu Merapat ke Jokowi