Panduan Bilal Shalat Gerhana Dan Tatacara Pelaksanannya

Panduan Bilal Shalat Gerhana Dan Tatacara Pelaksanannya

Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana Matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.

Di dalam agama Islam, umat Muslim yang mengetahui atau melihat terjadinya gerhana bulan ataupun matahari, maka disunnahkan memperbanyak takbir, istighfar, melaksanakan shalat kusuf (salat gerhana) dan berdo'a

Hadits terkait fenomena gerhana baik matahari atau bulan adalah ini :
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)

كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ ، فَقَالَ النَّاسُ كَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَاهِيمَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ »
”Di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari ketika hari kematian Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Lantas Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo’alah.’” (HR. Bukhari no. 1043)

Dan masih banyak hadits lainnya.

Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah ketika nyata sudah terjadi gerhana. Untuk habisnya waktu shalat gerhana atahari adalah ketika matahari sudah pulih atau ketika matahari sudah tenggelam walaupun masih dalam keadaan gerhana, sedangkan habisnya waktu shalat gerhana bulan adalah ketika bulan sudah pulih atau ketika matahari sudah keluat walaupun bulan masih dalam keadaan gerhana.

Kaifiyyah atau tatacara pelaksanaan shalat gerhana adalah :
  • Takbiratul ihrom dengan niat shalat gerhana
  • Membaca doa iftitah
  • Ta'wwudl
  • Membaca Alfatihah
  • Membaca surat yang panjang (disunahkan membaca surat Al baqarah)
  • Rukuk
  • I'tidal dengan tetap membaca sami'allahu liman hamidah Robbana laka Alhamdu (menurut qoul mu'tamad), sedangkan menurut imam La Mawardi dengan membaca takbir
  • Membaca Alfatihah
  • Membaca Surat (disunahkan ayat sekira 200 ayat)
  • Ruku' 
  • I'tidal dengan membaca sami'allahu liman hamidah
  • Sujud 
  • Duduk diantara dua sujud
  • Sujud
  • Berdiri rokaat yang kedua dengan membaca Al fatihah
  • Membaca surat yang panjang (disunahkan membaca ayat sekita 150 ayat)
  • Rukuk
  • I'tidal dengan tetap membaca sami'allahu liman hamidah Robbana laka Alhamdu (menurut qoul mu'tamad), sedangkan menurut imam La Mawardi dengan membaca takbir
  • Membaca Alfatihah
  • Membaca Surat (disunahkan membaca ayat sekira 100 ayat)
  • Ruku' 
  • I'tidal dengan membaca sami'allahu liman hamidah
  • Sujud 
  • Duduk diantara dua sujud
  • Sujud
  • Tahiyyat akhir dan salam

Refrensi :
البجيرمي على الخطيب ٢ / ٢٢٩
(ﻓَﺈِﻥْ ﻓَﺎﺗَﺖْ) ﻭَﻓَﻮَاﺕُ ﺻَﻼَﺓِ ﻛﺴﻮﻑ اﻟﺸﻤﺲ ﺑِﺎﻻِﻧْﺠِﻼَءِ ﻭَﺑِﻐُﺮُﻭﺑِﻬَﺎ ﻛَﺎﺳِﻔَﺔً، ﻭَﻓَﻮَاﺕُ ﺻَﻼَﺓِ ﺧُﺴُﻮﻑِ اﻟْﻘَﻤَﺮِ ﺑِﺎﻻِﻧْﺠِﻼَءِ ﻭَﺑِﻄُﻠُﻮﻉِ اﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻻَ ﺑِﻄُﻠُﻮﻉِ اﻟْﻔَﺠْﺮِ (ﻟَﻢْ ﺗُﻘْﺾَ) ﻟِﺰَﻭَاﻝِ اﻟْﻤَﻌْﻨَﻰ اﻟَّﺬِﻱ ﻷَِﺟْﻠِﻪِ ﺷُﺮِﻋَﺖْ، ﻓَﺈِﻥْ ﺣَﺼَﻞَ اﻻِﻧْﺠِﻼَءُ ﺃَﻭْ اﻟْﻐُﺮُﻭﺏُ ﻓِﻲ اﻟﺸَّﻤْﺲِ ﺃَﻭْ ﻃُﻠُﻮﻉُ اﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻓِﻲ اﻟْﻘَﻤَﺮِ ﻓِﻲ ﺃَﺛْﻨَﺎﺋِﻬَﺎ ﻟَﻢْ ﺗَﺒْﻄُﻞْ ﺑِﻼَ ﺧِﻼَﻑٍ (ﻭَﻳُﺼَﻠِّﻲ) اﻟﺸَّﺨْﺺُ (لكسوف اﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻭَﺧُﺴُﻮﻑِ اﻟْﻘَﻤَﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ) ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺭَﻛْﻌَﺔٍ ﺭُﻛُﻮﻋَﺎﻥِ ﻛَﻤَﺎ ﺳَﻴَﺄْﺗِﻲ ﻓِﻲ ﻛَﻼَﻣِﻪِ، ﻓَﻴُﺤْﺮِﻡُ ﺑِﻨِﻴَّﺔِ ﺻَﻼَﺓِ الكسوف ﻭَﻳَﻘْﺮَﺃُ ﺑَﻌْﺪَ اﻻِﻓْﺘِﺘَﺎﺡِ ﻭَاﻟﺘَّﻌَﻮُّﺫِ اﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔَ، ﻭَﻳَﺮْﻛَﻊُ ﺛُﻢَّ ﻳَﻌْﺘَﺪِﻝُ ﺛُﻢَّ ﻳَﻘْﺮَﺃُ اﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔَ ﺛَﺎﻧِﻴًﺎ ﺛُﻢَّ ﻳَﺮْﻛَﻊُ ﺛَﺎﻧِﻴًﺎ ﺛُﻢَّ ﻳَﻌْﺘَﺪِﻝُ ﺛَﺎﻧِﻴًﺎ ﺛُﻢَّ ﻳَﺴْﺠُﺪُ اﻟﺴَّﺠْﺪَﺗَﻴْﻦِ، ﻭَﻳَﺄْﺗِﻲ ﺑِﺎﻟﻄُّﻤَﺄْﻧِﻴﻨَﺔِ ﻓِﻲ ﻣَﺤَﻠِّﻬَﺎ ﻓَﻬَﺬِﻩِ ﺭَﻛْﻌَﺔٌ، ﺛُﻢَّ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺭَﻛْﻌَﺔً ﺛَﺎﻧِﻴَﺔً ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﻟِﻻِﺗِّﺒَﺎﻉِ

ﻗَﻮْﻟُﻪُ: (ﺛُﻢَّ ﻳَﻌْﺘَﺪِﻝُ) ﺃَﻱْ ﻗَﺎﺋِﻼً: " ﺳَﻤِﻊَ اﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻤَﻦْ ﺣَﻤِﺪَﻩُ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻟَﻚ اﻟْﺤَﻤْﺪُ " ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺭَﻓْﻊٍ، ﻭَﻫَﺬَا ﻫُﻮَ اﻟْﻤُﻌْﺘَﻤَﺪُ ﺧِﻼَﻓًﺎ ﻟِﻠْﻤَﺎﻭَﺭْﺩِﻱِّ ﻓِﻲ ﺃَﻧَّﻪُ ﻻَ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲ اﻟﺮَّﻓْﻊِ اﻷَْﻭَّﻝِ ﺑَﻞْ ﻳَﺮْﻓَﻊُ ﻣُﻜَﺒِّﺮًا ﻷَِﻧَّﻪُ ﻟَﻴْﺲَ اﻋْﺘِﺪَاﻻً اﻩـ ﺃﺝ ﻣَﻊَ ﺯِﻳَﺎﺩَﺓِ.

Sedangkan untuk tatacara pelaksanaan shalat gerhana, terkait bacaan bilal serta rangkain kaifiyahnya shalat gerhana sudah kami siapkan file yang langsung bisa didownload dan bisa dicetak (print) sebagai standart teknis pelaksanaannya.
File bisa di DOWNLOAD DI SINI


Panduan Bilal Shalat Gerhana Dan Tatacara Pelaksanannya from Pesantren NUsantara Islam Nusantara Agama perdamaian

Panduan Bilal Shalat Gerhana Dan Tatacara Pelaksanannya

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/12/panduan-bilal-shalat-gerhana-dan.html Panduan Bilal Shalat Gerhana Dan Tatacara Pelaksanannya

Comments

Popular posts from this blog

Makna Khotam Sulaiman

Kumpulan Foto Masa Muda Guru Zaini Sekumpul

Peristiwa 27 Juli: Konflik Para Jenderal AD, lalu Merapat ke Jokowi