Doa dalam Sujud
Doa dalam Sujud
ONE DAY ONE DOA
from Optimasi Dakwah .Net
Doa dalam Sujud
from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/10/doa-dalam-sujud.html Doa dalam Sujud
ONE DAY ONE DOA
Selasa, 29 Oktober 2019 M / 1 Rabiul Awawl 1441 H
Oleh : Dr. Ajang Kusmana, S.Ag., M.Ag.
(Tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى
“SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIR-LII
artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku“.
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِى رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ « سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى »
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak membaca ketika ruku’ dan sujud bacaan, “Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii (artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku)”.
(HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484).
Keadaan kita yang paling dekat dengan Allah Ta’ala adalah ketika sujud maka sempurnakanlah sujud dan perbanyak doa di dalamnya, berikut beberapa doa yang bisa dibaca ketika sujud.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ»
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Keadaan paling dekat seorang hamba dari rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).”
HR. Muslim 482
Dalam hadits lain dari ‘Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوْا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdo’a padanya, karena pantas untuk dikabulkan do’amu (pada waktu itu).
HR Muslim 479
Bacaan lain ketika sujud membaca “SUBHANA ROBBIYAL A’LAA”. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Hudzaifah, ia berkata bahwa
>أَنَّهُ صَلَّى مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَكَانَ يَقُولُ فِى رُكُوعِهِ « سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ ». وَفِى سُجُودِهِ « سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى »
Ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau mengucapkan ketika ruku’ ‘subhanaa robbiyal ‘azhim (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)’ dan ketika sujud, beliau mengucapkan ‘subhanaa robbiyal a’laa (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi).
(HR. Muslim no. 772 dan Abu Daud no. 871).
Begitu juga ketika sujud bisa memperbanyak (10 kali) membaca,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى
“SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIR-LII”.
(artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku)“.
(HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484).
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
“SUBBUHUN QUDDUUS, ROBBUL MALAA-IKATI WAR RUUH”
(artinya: Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-).
(HR. Muslim no. 487)
Begitu pula boleh membaca seperti yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu ia berkata:
إذا سجَد قال: اللهمَّ لك سجَدْتُ، وبك آمَنْتُ، ولك أسلَمْتُ، سجَد وجهي للذي خَلَقَه وصوَّرَه، وشقَّ سَمْعَه وبصَرَه، تبارَكَ اللهُ أحسَنُ الخالقي
“Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sujud beliau mengucapkan: ‘ALLAHUMMA LAKA SAJADTU, WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU, SAJADA WAJHI LILLADZI KHALAQAHU, WA SHAWWARAHU, WA SYAQQA SAM’AHU, WA BASHARAHU. TABARAKALLAHU AHSANUL KHALIQIIN’ [Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, karena-Mu juga aku beriman, kepada-Mu juga aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta].”
(HR. Muslim no. 771)
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca, dari Auf bin Malik Al-Asyja’I berkata, saya berdiri bersama Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, maka beliau berdiri dan membaca surat Al-Baqarah, tidak melewati ayat rahmat kecuali berhenti dan memohonnya. Dan tidak melewati ayat siksa kecuali berhenti dan berlindung (darinya). Berkata, kemudian rukuk seperti waktu berdirinya dan membaca dalam rukuknya:
" سبحان ذي الجبروت والملكوت والكبرياء والعظمة " .
Maha suci (Allah) Yang mempunyai keperkasaan dan kerajaan (penuh) serta kesombongan dan keagungan.
Kemudian sujud seperti waktu berdirinya kemudian mengatakan dalam sujudnya seperti itu. Kemudian berdiri dan membaca Ali Imron kemudian satu surat, satu surat.
HR. Nasa’I, (1132) dan Abu Dawud, (873)
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca, dari Huzaifah radhiallahu anhu berkata:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَافْتَتَحَ الْبَقَرَةَ ، فَقُلْتُ : يَرْكَعُ عِنْدَ الْمِائَةِ ، ثُمَّ مَضَى ، فَقُلْتُ : يُصَلِّي بِهَا فِي رَكْعَةٍ ، فَمَضَى ، فَقُلْتُ : يَرْكَعُ بِهَا ، ثُمَّ افْتَتَحَ النِّسَاءَ ، فَقَرَأَهَا ، ثُمَّ افْتَتَحَ آلَ عِمْرَانَ فَقَرَأَهَا ، يَقْرَأُ مُتَرَسِّلا ، إِذَا مَرَّ بِآيَةٍ فِيهَا تَسْبِيحٌ سَبَّحَ ، وَإِذَا مَرَّ بِسُؤَالٍ سَأَلَ ، وَإِذَا مَرَّ بِتَعَوُّذٍ تَعَوَّذَ ، ثُمَّ رَكَعَ ، فَجَعَلَ يَقُولُ : سبحان ربي العظيم فَكَانَ رُكُوعُهُ نَحْوًا مِنْ قِيَامِهِ ، ثُمَّ قَالَ : سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ، رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ ، ثُمَّ قَامَ طَوِيلا قَرِيبًا مِمَّا رَكَعَ ، ثُمَّ سَجَدَ فَقَالَ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى ، فَكَانَ سُجُودُهُ قَرِيبًا مِنْ قِيَامِهِ
Saya shalat bersama Nabi sallallahu alaihi wa sallam suatu malam, maka beliau membuka bacaan Al-Baqarah. Saya mengatakan, “Mungkin akan rukuk pada seratus ayat, kemudian terus berlangsung. Saya berkata, “Mungkin shalat dengannya satu rakaat. Maka beliau meneruskan. Saya berkata, “Mungkin akan rukuk dengannya. Kemudian membuka bacaan An-Nisaa’. Dan dibacanya. Kemudian membuka bacaan Ali Imron dan dibacanya. Membaca dengan tenang (tartil). Ketika melewati ayat didalamnya atas tasbih, beliau bertasbih. Kalau lewat ayat permohonan, beliau memohon. Kalau melewati dengan perlindungan, beliau berlindung. Kemudian rukuk dan memulai membaca doa
سبحان ربي العظيم
“
Maha suci Tuhanku yang Maha Agung.
Maka rukuknya selama seperti berdirinya. Kemudian mengatakan ‘Samiallahu liman hamidah, Rabbana Lakal Hamdu’ kemudian berdiri lama, hampir seperti waktu rukuk kemudian bersujud dan membaca ‘Subhana Rabiyal A’la’ maka sujudnya hampir sama waktu berdirinya.”
HR. Muslim, 772.
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِعَفْوِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Ya Allah, ampunilah diriku dari dosaku semuanya, yang detail atau yang besar, yang awal dan yang akhir, yang terlihat ataupun yang tidak terlihat. Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari murka-Mu, dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu dan Aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Tidak terhitung pujian bagi-Mu Engkau sebagaimana pujian-Mu atas diri-Mu.
(HR. Muslim)
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,
أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Rasulullah SAW berwasiat kepada Muadz bin Jabal,"Aku berwasiat kepadamu wahai Muadz, jangan tinggalkan pada setiap usai dari shalat bacaan : Ya Allah, bantulah Aku untuk bisa mengingat-Mu, mensyukuri-Mu dan bagusnya ibadah kepada-Mu.
HR Abu Dawud
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL ‘AJZI, WAL KASALI, WAL JUBNI, WAL HAROMI, WAL BUKHL. WA A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIL QOBRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT.”
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”
(HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
ALLAHUMMA INNII A’UDZUBIKA MINAL HAMMI WAL-HAZANI, WA A’UDZUBIKA MINAL ‘AJZI WAL-KASALI, WA A’UDZUBIKA MINAL JUBNI WAL-BUKHLI, WA A’UDZUBIKA MIN GHOLABATID-DAINI WA QOHRIR-RIJAALI”
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kedukaan, dari lemah kemauan dan rasa malas, dari sifat pengecut dan bakhil, dari banyak hutang dan kezaliman manusia.”
(Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6367 dan Muslim, no. 2706, (HR Abu Dawud 4/353)]
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,
اللهُمَّ تَوفَنَا مُسلِمينَ وأَحيِنَا مُسلِمينَ وأَلحِقنَا بِالصَالِحينَ غَير خَزايا وَلَا مَفتُونِين
ALLAHUMMA TAWAFFANAA MUSLIMIINA, WA AHYINAA MUSLIMIINA, WA ALHIQAA BISH-SHAALIHIINA, GHAIRU KHAZAAYAA WA LAA MAFTUUNIIN
Ya Allah, matikanlah kami dalam keadaan berserah diri dan hidupkanlah kami dalam keadaan berserah diri. Kumpulkanlah kami bersama orang-orang yang shalih tanpa ada kehinaan dan bukan dalam keadaan mendapat cobaan.
[HR. Ahmad no hadist : 15573]
Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
ALLOOHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAT TARODDI WAL HADMI WAL GHOROQI WAL HARIIQI, WA A’UUDZU BIKA AN-YATAKHOBBATHONISY SYAITHOONU ‘INDAL MAUTI, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA FII SABIILIKA MUDBIRON, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA LADIIGHO.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebinasaan (terjatuh), kehancuran (tertimpa sesuatu), tenggelam, kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari dirasuki setan pada saat mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan tersengat.
(HR. An-Nasa’i, no. 5531. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Adapun bacaan berikut ada perdebatan mengenai kesahihannya
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
“SUBHANA ROBBIYAL A’LAA WA BI HAMDIH”
(artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi dan pujian untuk-Nya)”.
Dari Uqbah bin Amir radhiallahu anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَكَعَ قَالَ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ ثَلاثًا ، وَإِذَا سَجَدَ قَالَ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ ثَلاثًا
Biasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ketika rukuk membaca ‘Subhana Rabiyal Adhim wa bihamdihi’ tiga kali. Dan ketika sujud membaca ‘Subhana Rabiyal A’la Wabihamdihi’ tiga kali.
Diriwayatkan Abu Dawud, (869)
Tambahan ‘Wabihamdihi’ para ahli ilmu berbeda pendapat dari sisi penshohehan dan pelemahannya. Sementara perowinya Abu Dawud mengatakan, “Tambahan ini kita khawatir tidak terjaga. Penduduk Mesir sendirian dalam sanadnya.
Syekh Albani telah menshohehkannya dalam ‘Sifat Shalat’ hal. 146. Kemudian kembali dan melemahkannya dalam ‘Dhoif Sunan Abi Dawud’, (1/338-340).
Dan Ibnu Solah serta ulama lainnya membantahnya seperti dalam ‘Talkhis Habir, (1/243).
Ibnu Qudamah menyebutkan dalam ‘Mugni, (1/297) dari Imam Ahmad ada dua riwayat, satu riwayat menerimanya dan riwayat lain tidak menerimanya. Riwayat yang tidak menerimanya memberikan alasan bahwa hadits tanpa tambahan itu lebih banyak dan lebih terkenal. Ahmad bin Hanbal ketikaa ditanya tentang hal itu sebagaimana diceritakan Ibnu Munzir beliau mengatakan, “Kalau saya tidak mengatakan ‘Bihamdihi’.
Penjelasan sanad dan Rawi-rawi hadis:
Hadis ini kita terima dari Rasulullah saw melalui Imam Abu Dawud dalam kitab Sunan-nya. Adapun sanad/jalan pemberitaan dari Imam Abu Dawud sampai Rasulullah saw adalah sebagai berikut :
1. Abu Dawud (Sulaiman bin Al Asy’as As Sijistani: 202 H-275 H, penyusun Sunan Abu Dawud) mendengar langsung dari:
2. Ahmad (bin Abdullah) bin Yunus (bin Abdullah bin Qays At Tamimi: 135 H-227 H, Siqah, Sabat, Hafiz, Mutqin), mendengar dari:
3. Al Laits bin Sa’ad (bin Abdurrahman Al Fahmi Abul Haris: 94 H-175 H, Siqah, Sabat) mendengar dari:
4. Musa bin Ayyub (Musa bin Ayyub bin ‘Amir Al Ghafiqi Al Hubari, wafat: 153 H, Siqah, Munkarul Hadis, Dha’if. Menurut Yahya bin Ma’in: Siqah, Munkarul Hadis. Menurut: Abu Dawud As Sijistani: Siqah. Menurut Ibnu Hibban: Siqah. Menurut Al ‘Aqili: Dha’if) menerima dari:
5. Seorang laki-laki.
6. ’Uqbah bin ‘Amir (bin ‘Abas Abu Hammad Al Juhanni, wafat: 58 H, Sahabat)
7. Rasulullah saw (52 SH-11 H)....dst. hadis.
Dalam sanad hadis ini terdapat Rawi yang bernama “Ayyub bin Musa” atau “Musa bin Ayyub”. Musa bin Ayyub ini Dha’if.
Di dalam sanad ini juga terdapat Rawi yang Mubham (tidak jelas). Yaitu “Rajul” (seorang laki-laki). Tidak jelas identitasnya.
Penjelasan Matan Hadis:
Hadis ini menjelaskan bahwa bacaan ruku’ dan sujud ada tambahan “Wa Bi Hamdih”.
Abu Dawud sendiri berkata: “Tambahan ini saya khawatirkan tambahan yang tidak mahfuz. Yaitu riwayat yang bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat. Lawan Mahfuz adalah “Syadz”. Hadis Syadz termasuk hadis Dha’if karena tidak memenuhi kriteria Shahih.
Riwayat-riwayat yang Shahih, semua menyebutkan bacaan Rasulullah saw di dalam rukuk’ dan sujud adalah “Subhaana Rabbiyal ‘Adzim” dan “Subhaana Rabbiyal A’laa”, tanpa tambahan Wa Bi Hamdih.
Kesimpulan:
1. Hadis ini Dha’if.
2. Tidak ada tambahan “Wa Bi Hamdihi” di dalam bacaan ruku’ dan sujud.
3. Bacaan yang shahih di dalam ruku’ ialah: “Subhana Rabbiyal ‘Adzim”, dan sujud: “Subhana Rabbiyal ‘A’laa”
from Optimasi Dakwah .Net
Doa dalam Sujud
from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/10/doa-dalam-sujud.html Doa dalam Sujud
Comments
Post a Comment