Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid?
Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid?
Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid?
Masjid (Nabawi) memiliki keagungan ini dan menjadikan sholat di dalamnya seperti 1000 sholat di masjid-masjid selainnya karena masjid (Nabawi) adalah masjid yang dipilih oleh Nabi SAW, masjid yang dibangun oleh Nabi SAW, masjid yang mana Nabi SAW memuliakannya dengan melaksanakan sholat di dalamnya, masjid yang di dalamnya mengalir rohmat dan berkah-berkah disebabkan pribadi Nabi SAW bertempat di masjid itu. Jika demikian, apakah logis jika dikatakan "Sesungguhnya masjid ini (Masjid Nabawi) memiliki berkah-berkah yang kembali kepada orang yang mengunjunginya, oleh sebab itu maka boleh memberatkan ziarah kepadanya. Sedangkan Rosulullah yang mana masjid ini menjadi agung karena dinisbatkan kepada Beliau, maka tidaklah memiliki berkah yang kembali kepada orang yang berziarah kepada Beliau, maka dari itulah tidak diperbolehkan memberatkan perjalanan untuk berziarah kepada Beliau" ?. Sesungguhnya ini merupakan perkataan orang-orang gila yang tidak sadar apa yang mereka katakan, atau perkataan musuh islam dan musuh rosul islam (Rosulullah SAW).
Adapun orang mukmin yang memiliki bagian dari akal sehat maka tidak mungkin tersirat di hatinya makna yang lemah ini.
Hadist yang disandarkan oleh orang-orang yang menginginkan untuk menghalangi hubungan antara Nabi SAW dan antara umat Nabi SAW di satu sisi (makna) dan mereka tidak akan pergi di sisi yang lain, maka sesungguhnya hadist itu berbicara tentang masjid-masjid secara khususnya (yaitu keutamaan 3 masjid melebihi masjid lainnya seperti di atas, itu saja, bukan berbicara tentang larangan ziarah kepada Nabi SAW).
Hadist itu (seolah) mengatakan kepada manusia : "Kalian adalah orang-orang yang berakal sehat, maka wajib menjaga amal-amal kalian dari perbuatan sia-sia yang tidak memiliki faedah di dalamnya, aku berwasiat kepada kalian agar kalian tidak bepergian dan menanggung susah payah dan kesulitan perjalanan hanya untuk melakukan sholat di salah satu masjid di dunia (kecuali 3 masjid di atas), dengan memahami bahwa tidak ada keutamaan di dalamnya melebihi masjid lainnya, maka jangan melakukan hal itu karena kalian akan bersusah payah di dalam perjalanan kalian tanpa faedah yang kembali kepada kalian. Ini dikarenakan semua masjid-masjid memiliki nilai yang sama, tidak ada keutamaan bagi sebagian masjid dengan sebagian masjid lainnya. Namun jangan kalian fahami bahwa itu adalah secara umumnya, tetapi di dunia ada 3 masjid yang memiliki keistimewaan melebihi masjid-masjid lainnya, yaitu Masjidil Haram di Kota Mekkah, Masjid Nabawi di Kota Madinah, dan Masjidil Aqsha di Kota Syam (Yerussalem, Palestina). Hanya masjid-masjid ini saja, jika kalian memberatkan perjalanan maka tidak akan tersia-siakan susah payah kalian, tetapi akan kembali kepada kalian pahala karena dilipatkannya pahala melaksanakan sholat di dalamnya yang menjadikan sepadan susah payah kalian dan ziarah itu".
Ketiga masjid ini memiliki keistimewaan :
Karena Masjidil Haram diperintahkan (oleh Allh SWT) untuk membangunnya, kemudian Baginda kita, Nabi Ibrahim as, Sang Kekasih Tuhan yang Maha Pengasih, membangunnya. Dalam pembangunannya, Beliau dibantu oleh Baginda kita, Nabi Ismail as, yang kemudian masjid itu berada di samping Baitullah Al-Haram (Ka'bah) sebagai qiblat seluruh alam. Karena itulah, bangunan (Masjidil Haram) dan Bangunan di sampingnya yang luhur ini (Ka'bah) memperoleh kemuliaan, sekiranya Allah SWT menjadikan pahala mengerjakan sholat di dalamnya dengan pahala 100.000 sholat di masjid-masjid selainnya.
Adapun Masjid Nabi SAW (Masjid Nabawi), maka keagungannya sudah kami jelaskan sebelumnya, kemudian Masjid Nabi SAW berada di samping rumah Nabi SAW. Dan seorang mukmin tidak akan ragu bahwa meskipun rumah Nabi SAW luhur kemuliaannya dan agung derajatnya, maka tidak akan pernah sampai melebihi rumah Tuhan semesta alam (Baitullah/Rumah Allah SWT/Ka'bah). Karena inilah, melaksanakan sholat di dalam Masjid Nabi SAW pahalanya sama dengan melaksanakan 1000 sholat di masjid selainnya agar menunjukkan isyarat tentang perbedaan besarnya pahala kepada perbedaan kemuliaan yang ada di sampingnya. (Maksudnya, Masjidil Haram menjadi ikut termuliakan karena berada di samping rumah Allah SWT atau Baitullah, begitu pula Masjid Nabawi ikut termuliakan karena berada di samping rumah Nabi SAW).
Adapun Masjidil Aqsha, maka dibangun oleh Baginda kita, Nabi Ya'qub as setelah kakek Beliau yaitu Baginda kita, Nabi Ibrahim as, membangun Masjidil Haram dalam selisih waktu 40 tahun seperti yang sudah dijelaskan dalam hadist. Kemudian, masjid ini menjadi tempat sholat bagi para nabi Bani Israil as. Dan Masjidil Aqsha berada di samping rumah dan taman-taman para nabi Bani Israil, setelah mereka berpindah pada Teman yang luhur (wafat). Tidaklah samar lagi Masjidil Haram berdampingan dengan para nabi, meskipun derajat keluhurannya begitu besar tetapi tidak akan sampai melebihi derajat mulia yang ada di samping Nabi SAW (Masjid Nabawi), Karena inilah, melaksanakan sholat di dalam Masjidil Aqsha seperti melaksanakan 500 sholat di masjid selainnya, seperti halnya penjelasan yang telah dikuatkan di dalam setiap bab di dalam hadist, yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi di dalam Kitab Syu'abul Iman.
Tambahan (dari KH. Ahmad Subki Masyhudi, penambah keterangan dalam kitab ini) : Rosulullah SAW bersabda :
الصَّلَاةُ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ بِمَائَةِ اَلْفِ صَلَاةٍ وَالصَّلَاةُ فِي مَسْجِدِيْ بِاَلْفِ صَلَاةٍ وَالصَّلَاةُ فِي الْبَيْتِ الْمَقْدَسِ بِخَمْسِمِائَةِ صَلَاةٍ - رواه الطبرانِي
"Sholat di dalam Masjidil Haram seperti melaksanakan 100.000 sholat, sholat di dalam masjidku (Masjid Nabawi) seperti melaksanakan 1000 sholat, dan sholat di dalam Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) seperti melaksanakan 500 sholat" (HR. Imam Thobroni).
Kemudian Syekh (KH. Ali Maksum, Penulis Kitab Hujjah ASWAJA) berkata : Ini merupakan hal yang harus mampu dipahami oleh manusia terkait rahasia perbedaan di antara 3 masjid-masjid ini dan di antara masjid lainnya, serta masalah perbedaan pahala di dalamnya.
Nah, mari kita kembali kepada pendapat orang-orang yang melarang berziarah kepada Nabi SAW, maka kita bisa mengatakan, jika kita memahami bahwa larangan tentang memberatkan perjalanan yang didasarkan pada hadist tersebut (hadist la tusyaddur rihal di atas) adalah hadist yang umum digunakan di dalam setiap perjalanan kecuali 3 masjid ini, maka pastilah :
1. Kita tidak diperbolehkan bepergian di dalam bumi dalam rangka i'tibar (mengambil pelajaran) dan nasehat, sedangkan Tuhan yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah memerintah kita dengan melakukan perjalanan ini di dalam kitab-Nya, serta menganjurkan kita (untuk melakukannya) di ayat lain dari kitab-Nya.
2. Kita tidak boleh bepergian untuk melakukan silaturrahim kepada kerabat-kerabat kita jika mereka berada di daerah-daerah yang jauh, sedangkan Tuhan kita telah memerintahkan hal ini dan sangat menganjurkan kepada kita untuk melakukannya, Dia memberikan janji kepada orang yang melakukannya dengan menyambung rahmat-Nya serta memberikan peringatan kepada orang yang merusak silaturrahim dengan memutuskan rahmat-Nya.
Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid? from Santrijagad
from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/09/hujjah-aswaja-15-tak-boleh-bepergian.html Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid?
Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid?
Masjid (Nabawi) memiliki keagungan ini dan menjadikan sholat di dalamnya seperti 1000 sholat di masjid-masjid selainnya karena masjid (Nabawi) adalah masjid yang dipilih oleh Nabi SAW, masjid yang dibangun oleh Nabi SAW, masjid yang mana Nabi SAW memuliakannya dengan melaksanakan sholat di dalamnya, masjid yang di dalamnya mengalir rohmat dan berkah-berkah disebabkan pribadi Nabi SAW bertempat di masjid itu. Jika demikian, apakah logis jika dikatakan "Sesungguhnya masjid ini (Masjid Nabawi) memiliki berkah-berkah yang kembali kepada orang yang mengunjunginya, oleh sebab itu maka boleh memberatkan ziarah kepadanya. Sedangkan Rosulullah yang mana masjid ini menjadi agung karena dinisbatkan kepada Beliau, maka tidaklah memiliki berkah yang kembali kepada orang yang berziarah kepada Beliau, maka dari itulah tidak diperbolehkan memberatkan perjalanan untuk berziarah kepada Beliau" ?. Sesungguhnya ini merupakan perkataan orang-orang gila yang tidak sadar apa yang mereka katakan, atau perkataan musuh islam dan musuh rosul islam (Rosulullah SAW).
Adapun orang mukmin yang memiliki bagian dari akal sehat maka tidak mungkin tersirat di hatinya makna yang lemah ini.
Hadist yang disandarkan oleh orang-orang yang menginginkan untuk menghalangi hubungan antara Nabi SAW dan antara umat Nabi SAW di satu sisi (makna) dan mereka tidak akan pergi di sisi yang lain, maka sesungguhnya hadist itu berbicara tentang masjid-masjid secara khususnya (yaitu keutamaan 3 masjid melebihi masjid lainnya seperti di atas, itu saja, bukan berbicara tentang larangan ziarah kepada Nabi SAW).
Hadist itu (seolah) mengatakan kepada manusia : "Kalian adalah orang-orang yang berakal sehat, maka wajib menjaga amal-amal kalian dari perbuatan sia-sia yang tidak memiliki faedah di dalamnya, aku berwasiat kepada kalian agar kalian tidak bepergian dan menanggung susah payah dan kesulitan perjalanan hanya untuk melakukan sholat di salah satu masjid di dunia (kecuali 3 masjid di atas), dengan memahami bahwa tidak ada keutamaan di dalamnya melebihi masjid lainnya, maka jangan melakukan hal itu karena kalian akan bersusah payah di dalam perjalanan kalian tanpa faedah yang kembali kepada kalian. Ini dikarenakan semua masjid-masjid memiliki nilai yang sama, tidak ada keutamaan bagi sebagian masjid dengan sebagian masjid lainnya. Namun jangan kalian fahami bahwa itu adalah secara umumnya, tetapi di dunia ada 3 masjid yang memiliki keistimewaan melebihi masjid-masjid lainnya, yaitu Masjidil Haram di Kota Mekkah, Masjid Nabawi di Kota Madinah, dan Masjidil Aqsha di Kota Syam (Yerussalem, Palestina). Hanya masjid-masjid ini saja, jika kalian memberatkan perjalanan maka tidak akan tersia-siakan susah payah kalian, tetapi akan kembali kepada kalian pahala karena dilipatkannya pahala melaksanakan sholat di dalamnya yang menjadikan sepadan susah payah kalian dan ziarah itu".
Ketiga masjid ini memiliki keistimewaan :
Karena Masjidil Haram diperintahkan (oleh Allh SWT) untuk membangunnya, kemudian Baginda kita, Nabi Ibrahim as, Sang Kekasih Tuhan yang Maha Pengasih, membangunnya. Dalam pembangunannya, Beliau dibantu oleh Baginda kita, Nabi Ismail as, yang kemudian masjid itu berada di samping Baitullah Al-Haram (Ka'bah) sebagai qiblat seluruh alam. Karena itulah, bangunan (Masjidil Haram) dan Bangunan di sampingnya yang luhur ini (Ka'bah) memperoleh kemuliaan, sekiranya Allah SWT menjadikan pahala mengerjakan sholat di dalamnya dengan pahala 100.000 sholat di masjid-masjid selainnya.
Adapun Masjid Nabi SAW (Masjid Nabawi), maka keagungannya sudah kami jelaskan sebelumnya, kemudian Masjid Nabi SAW berada di samping rumah Nabi SAW. Dan seorang mukmin tidak akan ragu bahwa meskipun rumah Nabi SAW luhur kemuliaannya dan agung derajatnya, maka tidak akan pernah sampai melebihi rumah Tuhan semesta alam (Baitullah/Rumah Allah SWT/Ka'bah). Karena inilah, melaksanakan sholat di dalam Masjid Nabi SAW pahalanya sama dengan melaksanakan 1000 sholat di masjid selainnya agar menunjukkan isyarat tentang perbedaan besarnya pahala kepada perbedaan kemuliaan yang ada di sampingnya. (Maksudnya, Masjidil Haram menjadi ikut termuliakan karena berada di samping rumah Allah SWT atau Baitullah, begitu pula Masjid Nabawi ikut termuliakan karena berada di samping rumah Nabi SAW).
Adapun Masjidil Aqsha, maka dibangun oleh Baginda kita, Nabi Ya'qub as setelah kakek Beliau yaitu Baginda kita, Nabi Ibrahim as, membangun Masjidil Haram dalam selisih waktu 40 tahun seperti yang sudah dijelaskan dalam hadist. Kemudian, masjid ini menjadi tempat sholat bagi para nabi Bani Israil as. Dan Masjidil Aqsha berada di samping rumah dan taman-taman para nabi Bani Israil, setelah mereka berpindah pada Teman yang luhur (wafat). Tidaklah samar lagi Masjidil Haram berdampingan dengan para nabi, meskipun derajat keluhurannya begitu besar tetapi tidak akan sampai melebihi derajat mulia yang ada di samping Nabi SAW (Masjid Nabawi), Karena inilah, melaksanakan sholat di dalam Masjidil Aqsha seperti melaksanakan 500 sholat di masjid selainnya, seperti halnya penjelasan yang telah dikuatkan di dalam setiap bab di dalam hadist, yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi di dalam Kitab Syu'abul Iman.
Tambahan (dari KH. Ahmad Subki Masyhudi, penambah keterangan dalam kitab ini) : Rosulullah SAW bersabda :
الصَّلَاةُ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ بِمَائَةِ اَلْفِ صَلَاةٍ وَالصَّلَاةُ فِي مَسْجِدِيْ بِاَلْفِ صَلَاةٍ وَالصَّلَاةُ فِي الْبَيْتِ الْمَقْدَسِ بِخَمْسِمِائَةِ صَلَاةٍ - رواه الطبرانِي
"Sholat di dalam Masjidil Haram seperti melaksanakan 100.000 sholat, sholat di dalam masjidku (Masjid Nabawi) seperti melaksanakan 1000 sholat, dan sholat di dalam Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) seperti melaksanakan 500 sholat" (HR. Imam Thobroni).
Kemudian Syekh (KH. Ali Maksum, Penulis Kitab Hujjah ASWAJA) berkata : Ini merupakan hal yang harus mampu dipahami oleh manusia terkait rahasia perbedaan di antara 3 masjid-masjid ini dan di antara masjid lainnya, serta masalah perbedaan pahala di dalamnya.
Nah, mari kita kembali kepada pendapat orang-orang yang melarang berziarah kepada Nabi SAW, maka kita bisa mengatakan, jika kita memahami bahwa larangan tentang memberatkan perjalanan yang didasarkan pada hadist tersebut (hadist la tusyaddur rihal di atas) adalah hadist yang umum digunakan di dalam setiap perjalanan kecuali 3 masjid ini, maka pastilah :
1. Kita tidak diperbolehkan bepergian di dalam bumi dalam rangka i'tibar (mengambil pelajaran) dan nasehat, sedangkan Tuhan yang Maha Mulia lagi Maha Agung telah memerintah kita dengan melakukan perjalanan ini di dalam kitab-Nya, serta menganjurkan kita (untuk melakukannya) di ayat lain dari kitab-Nya.
2. Kita tidak boleh bepergian untuk melakukan silaturrahim kepada kerabat-kerabat kita jika mereka berada di daerah-daerah yang jauh, sedangkan Tuhan kita telah memerintahkan hal ini dan sangat menganjurkan kepada kita untuk melakukannya, Dia memberikan janji kepada orang yang melakukannya dengan menyambung rahmat-Nya serta memberikan peringatan kepada orang yang merusak silaturrahim dengan memutuskan rahmat-Nya.
Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid? from Santrijagad
from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/09/hujjah-aswaja-15-tak-boleh-bepergian.html Hujjah Aswaja #15 - Tak Boleh Bepergian Selain ke Tiga Masjid?
Comments
Post a Comment