Doa Berlindung dari Keras Hati

Doa Berlindung dari Keras Hati

ONE DAY ONE DOA
Ahad, 25  AGUSTUS 2019 M / 23  Dzulhijjah 1440 H

Oleh : Dr. Ajang Kusmana
(Penulis tinggal di Kabupaten Malang Jawa Timur)

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
Ya Allâh! Aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang bermanfaat, dari hati yang tidak khusyû’, dari jiwa yang tidak kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan.

HR. Muslim no. 7081

Qalb  dalam bahasan ini lebih kepada  pengertian non fisik (yang bersifat Abstrak) kamus Arab-Indonesia mengartikan qolb sebagai Al-‘aql (akal), al-lub (inti;akal), al-zakiroh (ingatan;mental) ; dan al-quwwatul ‘aqilah (daya fikir). Sementara itu, Kamus Arab-Inggris Al Maurid memberi arti non fisik qalb dengan kata-kata :1) mind (akal); 2) secret thought (pikiran tersembunyi/fikiran rahasia). Pengertian non fisik seperti yang telah disebut dalam kamus Al-Munawwir dan Al Maurid itulah yang jelas lebih cocok apabila kita memperhatikan Firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat :79

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

WA LAQAD ŻARA`NĀ LIJAHANNAMA KAṠĪRAM MINAL-JINNI WAL-INSI LAHUM QULỤBUL LĀ YAFQAHỤNA BIHĀ WA LAHUM A'YUNUL LĀ YUBṢIRỤNA BIHĀ WA LAHUM ĀŻĀNUL LĀ YASMA'ỤNA BIHĀ, ULĀ`IKA KAL-AN'ĀMI BAL HUM AḌALL, ULĀ`IKA HUMUL-GĀFILỤN

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Ayat tersebut  menjelaskan tentang calon penghuni neraka (yang Allah menimpakan siksaan di dalamnya bagi orang yang berhak untukk menerima siksaan di akhirat) banyak dari golongan jin dan manusia, mereka memiliki hati yang tidak bisa mereka gunakan untuk berpikir, sehingga mereka tidak pernah berharap pahala dan tidak pernah takut siksaan dan mereka memiliki mata yang tidak bisa dipakai untuk melihat dengannya kepada ayat-ayat Allah dan dalil-dalilNya, dan mereka memiliki telingan yang tidak bisa dipakai untuk mendengar dengannya ayat-ayat kitab Allah sehingga mereka bertafakur dengannya, mereka itu seperti binatang tidak memahami ucapan yang disampaikan kepadanya, dan tidak memahami apa yang mereka lihat, dan tidak bisa berpikir dengan hatinya tentang kebaikan dan keburukan sehingga mampu untuk membedakan diantara keduanya, bahkan mereka lebih sesat daripada binatang itu, karena sesungguhnya binatang bisa melihat apa yang bermanfaat untuknya dan apa yang berbahaya untuknya dan bisa mengikuti penggembalanya, sedangkan mereka kebalikan dari itu, mereka adalah orang-orang yang lalai dari keimanan kepada Allah dan ketaatan kepadaNya.


Kata Qalbu yang dikaitkan dengan aktifitas “memahami “ ayat-ayat Allah (yafqohuna). Hati memiliki sifat-sifat yang bisa berubah-ubah. Orang yang telah dibukakan hatinya untuk menerima agama Islam dan taat kepada Allâh tidak sama dengan orang yang berhati keras. Orang yang berhati keras digambarkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 67-74 yang menceritakan perilaku Bani Israil yang keras kepala, sulit menerima kebenaran meskipun bukti nyata telah hadir di depan mata. Hati mereka mengeras seperti batu, bahkan bisa lebih keras lagi.

Berikut langkah untuk DIHINDARI agar hati bisa menjadi khusu dan tidak mengeras seperti batu

1. Jangan Banyak Makan

Dalam bahasa Arab makan ketika belum lapar dikenal juga dengan والأكل من غير جوع. Ketika seseorang terlalu banyak makan, maka orang tersebut telah mengikuti hawa nafsu dari perutnya. Selain dapat membuat hati menjadi keras, terlalu banyak makan juga dapat menimbulkan sifat malas, berat badan tidak ideal, mudah terserang penyakit dan akan sulit untuk berpikir. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

“Tidak ada wadah paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam makan beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia memberikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya”. [HR. At-Tirmidzi]

2. Jangan Banyak Bicara

Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

“Tidak akan lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya. Dan tidak akan lurus
hatinya hingga lurus lisannya”. [ HR. Ahmad ]

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata benar atau diam”. [HR. Muslim, Baihaqi dan lainnya]
Islam mengajarkan umatnya untuk bicara yang baik, jika tidak bisa maka lebih baik diam. Sebab keimanan seseorang terkait erat dengan sejauh mana seseorang menjaga lisannya.

Terlalu banyak bicara akan mengeraskan hati. Sebab, semakin banyak bicara, kemungkinan akan semakin banyak salah. Firman Allah, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh  bersedekah, berbuat ma’ruf, atau perdamaian di antara manusia”. (QS An-Nisa’:114)

Rasulullah bersabda: “Beruntunglah orang yang dapat menahan kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya”. [HR. Baihaqi]

Seorang mukmin ketika hendak berbicara, ia berpikir dahulu, jika bermanfaat dia ucapkan, dan jika tidak maka tidak diucapkan. Sedangkan orang fajir (durhaka) sesungguhnya lisannya mengalir saja”.

3. Jangan Banyak Tertawa

Rasulullah SAW bersabda: “Banyak tertawa itu mematikan hati”. [HR. Ahmad]
Tertawa bukan hal yang dilarang, Rasulullah sendiri pernah tertawa namun itu dilakukan sewajarnya. Karena itu ditegaskan di awal bahwa beliau banyak menangis dan sedikit tertawa.

Tertawa tanpa sebab dalam bahasa Arab dikenal juga dengan الضحك من غير عجب. Tertawa sendiri dalam bahasa Arab ada tiga jenis yaitu الضحك, قهقهة dan تبسم. . Yang dilarang dalam Islam karena dapat membuat hati menjadi keras adalah قهقهة. Qahqahah (قهقهة) disebut juga dengan tertawa ala setan.

Qahqahah adalah tertawa melebihi dari kebiasaan dan diikuti dengan memukul-mukul diri. Sementara الضحك adalah tertawa biasa, hukumnya boleh saja asal tidak berlebihan dan bisa menjadi makruh jika berlebihan.

Tertawa yang paling baik adalah تبسم. Ini adalah jenis tertawa para Rasul. Tertawa jenis ini bahkan dianjurkan dalam Islam.Rasulullah Saw melarang banyak tertawa, sebagaimana dalam sebuah hadits :

أقِلَّ الضَّحِك ، فَإن كَثْرَة الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

“Sedikitkanlah tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati”. [Shahih adabul mufrad : 252]


4. Hindari Teman Buruk

“Dan (Ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: Aduhai kiranya (dulu) Aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.’ Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya Aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia Telah menyesatkan Aku dari Al Quran ketika Al Quran itu Telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”. (Al-Furqan: 27-29)

Rasulullah saw bersabda:

” المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل “

“Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya. Maka hendaklah seseorang melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya”. [HR Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud]

5. Hindari Dosa

Allah SWT berfirman:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. (QS. Al Muthoffifin: 14)

Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan ‘ar raan’ yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. [HR Tirmidzi]

Penyakit keras hati susah disembuhkan karena yang mesti dihadapi penderitanya adalah dirinya sendiri. egois, gengsi, merasa pintar, merasa baik, merasa khusu, dsb.  biasanya menjadi biang keladi mengapa hati seseorang membatu sehingga sukar dimasuki kebenaran dan kebaikan yang datang dari luar dirinya. Suatu hari seorang laki-laki datang mengadu kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam tentang hatinya yang keras (qaswatul qalb). Nabi menjawab:

إن أردت تلين قلبك، فأطعم المسكين، وامسح رأس اليتيم

Artinya: “Jika kamu ingin melunakkan hatimu maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR al-Hakim dalam al-Mustadrak)

Dalam hadits tersebut, Rasulullah menganjurkan orag yang keras hatinya untuk melatih diri berempati dengan orang-orang lemah. Empati tersebut diwujudkan salah satunya dengan memberi makan orang miskin. Makan adalah di antara kebutuhan primer (hâjiyât) setiap manusia. Penghasilan orang miskin sering hanya bisa mencukupi keperluan pokok tersebut tanpa bisa menambah kebutuhan sekunder lainnya. Sementara mengusap kepala anak yatim sebagai isyarat bahwa kita dianjurkan untuk berlemah lembut kepada orang yang tidak berdaya yang membutuhkan uluran tangan kita. Tanda baiknya seseorang adalah ketika ada dihadapannya orang yang lemah, maka sikapnya merendah dan empati kepada pihak yang lemah tersebut.



from Optimasi Dakwah .Net

Doa Berlindung dari Keras Hati

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/08/doa-berlindung-dari-keras-hati.html Doa Berlindung dari Keras Hati

Comments

Popular posts from this blog

Makna Khotam Sulaiman

Kumpulan Foto Masa Muda Guru Zaini Sekumpul

Peristiwa 27 Juli: Konflik Para Jenderal AD, lalu Merapat ke Jokowi