Pesan Imam al-Hakim al-Turmudzi tentang Riyadhah al-Nafs

Pesan Imam al-Hakim al-Turmudzi tentang Riyadhah al-Nafs

Oleh
Wasid Mansyur
LTN NU Jawa Timur
Riyadhah al-Nafs adalah salah satu ungkapan yang masyhur dalam kajian "Noto Ati" atau kajian tasawuf. Istilah ini terdiri dari dua kata, yang secara bahasa Riyadhah adalah pelatihan. Sedangkan al-Nafs adalah jiwa atau hal lain yang berkaitan dengan non-materi.
Untuk memahaminya dengan baik, penulis mengutip Imam al-Hakim al-Turmudzi dalam kitabnya Riyadhah an-Nafs, hal 75. Beliau mendiskripsikan sifat-sifat Riyadhah al-Nafs sebagai berikut:

"Jiwa yang terbiasa dalam keenakan dan kesenangan (duniawi), lantas ia menyapihnya dengan keras hingga merasakan bebas. Dan menikmati nyaman berintim bersama Allah Swt".

Jadi tidak ada pelatihan jiwa (Riyadhah al-Nafs), tanpa gerak keras dan istiqamah pelakunya menyapih segala kesenangan dubiawi laksana bayi yang terbiasa minum susu ibunya akan sulit disapih. Tapi, berkat kerja keras ibu dan keluarga sekitarnya, bayi bisa disapih. Pelan, tapi pasti bayi itu lupa nikmatnya "susu pentil" ibunya sebab bayi itu merasakan kenikmatan makanan baru atau minuman baru. Ya... pastinya dengan cita rasa yang beragam.
Jiwa yang telah mengalami proses pelatihan keras dengan istiqamah "mengapih" segala kesenangan duniawi, kecuali hanya memenuhi kebutuhan, pemiliknya akan mudah terpanggil untuk memenuhi seruhan Tuhannya (Allah), mudah berdoa atau dzikir dalam setiap saat.
Jika jiwa kita sulit tergerak mengajak anggota tubuh merespon panggilan-Nya. Dapat dipastikan, jiwa kita belum benar-benar dapat menyapih kesenangan duniawi secara serius, apalagi secara totalistik. Singkatnya, kita masih terjebak sikap "Kedonyan".
Dalam konteks kehidupan keseharian juga begitu. Mahasiswa sukses secara akademik atau politisi sukses atau apapun profesinya adalah mereka yang mampu melatih jiwa secara keras, konsentrasi dan fokus pada yang utama dilakukan, tidak terjebak pada prilaku hedonis atau senang duniawi berlebihan hingga lupa tugas mulianya. Jika tidak demikian, betapa banyak gerak dilakukan tidak sampai ke gol sebagaimana diharapkan.
Semoga kita dapat petunjuk-Nya agar bisa istiqamah melatih jiwa ini agar dapat menyatu dalam keintiman bersama Sang Dia, Allah Swt. Amin.
................
NB: Imam Al-Hakim al-Turmudzi adalah salah satu tokoh tasawuf yang hidup pada abab 3 H. Lahir diperkirakan antara tahun 205 H sampai 220 H. Dan wafat tahun 319 H atau 330 H.


from Pesan Imam al-Hakim al-Turmudzi tentang Riyadhah al-Nafs Halaqoh

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/05/pesan-imam-al-hakim-al-turmudzi-tentang.html Pesan Imam al-Hakim al-Turmudzi tentang Riyadhah al-Nafs

Comments

Popular posts from this blog

Makna Khotam Sulaiman

Kumpulan Foto Masa Muda Guru Zaini Sekumpul

Peristiwa 27 Juli: Konflik Para Jenderal AD, lalu Merapat ke Jokowi