Harlah NU 96, Pergunu Gelar Bedah Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim

Harlah NU 96, Pergunu Gelar Bedah Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim


JOMBANG – Peringatan Harlah NU 96 digelar agak beda oleh Pergunu Jatim. Organisasi yang beranggotakan para guru Nahdlatul Ulama ini menggelar Halaqoh Aswaja. Tema yang diangkat adalah Seni Mendidik Ala Mu’assis NU.

Kegiatan ini digelar di aula KH. Yusuf Hasyim Pondok Tebuireng, Sabtu (23/3). Acara ini diikuti para pengurus wilayah, cabang dan anak cabang dari Pergunu. Bahkan banyak peserta yang mengikuti acara di luar aula.

Agenda difokuskan membedah kitab karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari berjudul Adabul ‘Alim wal Muta’allim. Hadir sebagai narasumber adalah Dr. A. Muhibbin Zuhri, Dr. Musta’in Syafi’i dan Dr. Miftahurrohim. Sebagai keynote speaker adalah KH. Salahuddin Wahid.

Ketua Pergunu Jatim M. Sururi menyatakan bahwa kegiatan ini dimulai dari ziyarah ke makam pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari. “Lalu dilanjutkan dengan shalat Dzuhur berjamaah di masjid pondok Tebuireng,” ujarnya. “Peserta yang hadir mulai dari Pacitan sampai Sumenep, mulai Banyuwangi hingga Tuban,” imbuhnya. “Puncak dari kegiatan ini adalah halaqoh aswaja ini,” katanya.

Saat memaparkan materi, KH. Salahuddin Wahid menegaskan bahwa dari jumlah guru yang sekitar tiga juta, masih terdapat sekitar 490.000 yang belum sarjana. “Ini menjadi tugas bersama, tidak hanya pemerintah saja,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Gus Solah ini memaparkan bahwa masalah yang dihadapi bangsa Indonesia tidak hanya radikalisme. Namun juga penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. “Yang paling penting adalah masalah akhlak, termasuk kejujuran kita masih rendah,” imbuhnya. Untuk itu, lanjutnya, santri harus mampu menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang sudah diperoleh di pesantren diamalkan di dalam kehidupan masyarakat. “Sehingga pesantren tidak hanya menyumbang saat pemilu,” ujarnya yang disambut tawa hadirin.

Saat menjelaskan materi, Dr. Musta’in Syafi’i menegaskan bahwa kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim lebih mengedepankan adab dibanding ilmu. “Juga mengedepankan keimanan daripada syari’ah,” ujarnya. "Kitab ini", imbuhnya, "terdiri dari delapan bab. Lalu di-breakdown dalam beberapa pasal. Di mana pada bab pertama dikedepankan motivasi lillahi ta’ala dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.

Kesemua pembahasan, lanjutnya, diperkokoh dengan dalil-dalil naqli, Qur’an dan hadits. “Termasuk juga diperkuat oleh perkataan ulama utuh tanpa analisis,” paparnya. “Sungguh, ini akan menambah keluhuran niat dan urgensi ilmu,” pungkasnya. (muk)




from Harlah NU 96, Pergunu Gelar Bedah Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim Halaqoh

from Berkah Ramadhan http://berkahramadhankita.blogspot.com/2019/03/harlah-nu-96-pergunu-gelar-bedah-kitab.html Harlah NU 96, Pergunu Gelar Bedah Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim

Comments

Popular posts from this blog

Makna Khotam Sulaiman

Kumpulan Foto Masa Muda Guru Zaini Sekumpul

Peristiwa 27 Juli: Konflik Para Jenderal AD, lalu Merapat ke Jokowi